Kalau hari ini ada seorang anak yang berhasil dalam hidupnya. Dia sehat, beruntung, bahagia, dan dapat menggapai cita-citanya. Mungkin itu bukan karena kerja kerasnya. Atau mungkin juga bukan karena usahanya. Tapi karena doa-doa ibunya. Sholat malam Ibunya. Puasa Ibunya. Bagaimana seorang Ibu bermunajat untuk kebahagiaan anak-anaknya. Bahkan mungkin dia sering lupa berdoa untuk dirinya sendiri. Saya temukan hal ini saat saya mewawancarai beliau.
Saya memanggilnya Mbak Sadiyanti. Perempuan ini lahir 14 Januari 1964. Semasa menjadi ibu muda, Mbak Sadiyanti pernah menjadi TKW di Singapura selama 2 tahun. Memiliki anak yang berpendidikan adalah sebuah mimpi besar. Dan tekad itu telah membawa perempuan berperawakan kecil ini terbang jauh meninggalkan tanah kelahirannya. Menikah pada tahun 1982 membuat Ibu ini telah dikaruniai 2 orang anak laki-laki dan perempuan serta seorang cucu.
Seorang Ibu akan melakukan apapun untuk kesehatan, dan kebahagiaan anak-anaknya. Pun hal ini dilakukan oleh Sadiyanti. Demi pendidikan kedua anaknya. Hasil dari menjadi TKW beliau depositokan. Dibelikan sapi, lalu bagi hasil dengan orang yang memelihara. Tidak sampai disitu, membantu perekonomian keluarga perempuan dengan tinggi badan 145 cm dan berat 45 kg ini pernah mengayuh sepeda ontelnya dari rumahnya di Padukuhan Pandu ke Beji (depan Rumah Sakit Umum Daerah Wates) untuk berjualan soto. Dan bahkan di 11 tahun terakhir, Mbak Sadiyanti masih sering pulang pergi Pandu Jogja untuk bekerja. Semuanya tidak sia-sia sekarang Beliau bisa melihat anak keduanya menyandang Gelar M. Kn. Sebuah gelar lulusan Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada. Dan bekerja di BPN.
Karir dan Pengabdian
"Niatkan segala sesuatu itu untuk ibadah, In Sya Allah kita ringan menjalaninya". Mbak Sadiyanti aktif menjadi kader balita sejak tahun 1984. Sehingga kalau dihitung sampai sekarang sudah 37 tahun. Jalan kaki dari Pandu sampai Balai Kalurahan sering dilakukannya. Hal ini untuk mengikuti acara pertemuan PKK dan Kader. Kiprahnya di Kalurahan Hargorejo, 6 tahun terakhir beliau aktif di kegiatan PKK dan UMKM Batik Ngudi Rejeki. UMKM ini adalah UMKM pertama yang mengenalkan dan memproduksi batik di Hargorejo. Banyak karya dari perempuan-perempuan yang tergabung dalam UMKM ini hasilnya dikenakan para pamong dan kader.
Penulis : Kemiyati
Editor : Yuli S